Saya pengen jadi Walikocak Solo bukan untuk motif kekuasaan, namun pengen membikin kebijakan. Tiap-tiap warga negara berhak atas penghidupan yang LAWAK.
Bukan untuk diri sendiri, namun untuk kemajuan bersama. Dan yang saya ungkapkan di sini adalah berdasar opini serta asumsi, namun memiliki keterkaitan dengan visi ke depan.
didukung oleh emak-emak, kapokmu kapan. Foto: Dokumentasi PNM Pacitan |
******
Meskipun berat jadi walikocak, banyak undangan kawinan yang kalau nyumbang dikit jadi malu, namun tidak apa, jalani semua dengan ikhlas. insyaallah nyumbangnya banyak.
******
bukan spanduk Pilkada, ini spanduk event kewirausahaan di Pacitan 22 Desember 2016 |
Taman Cerdik
Pintar saja tidak cukup, musti cerdik, cerdas dan mendidik.
Ketika saya jadi Walikocak Solo nanti, saya mau membangkitkan Legenda Solo. Di sudut-sudut kota nanti ada Sudut Legenda, Ada taman yang mengandung cerita,
mulai dari cerita Aryo Penangsang yang tewas di Bengawan Sore, hingga pecahnya Mataram menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Sebulan sekali bikin event video mapping plus hologram.
Oya, Solo belum punya pantai, saya pingin Solo ada pantai-nya seperti di Pacitan. Nanti akan dikerahkan ahli tata kota dan ahli kelautan untuk mengkaji kemungkinannya.
Saya akan bikin Jurugsic Park, Pusat penelitian Dinosaurus di Solo, mempelajari Solo dari zaman Pleistosen hingga zaman Pleisteisyen.
Dilengkapi teknologi Augmented Reality, yang pasti keren dan edukatif.
Kawasan DAKON
DAKON di sini berarti tiDAK ON-line. Sebuah kawasan tempat nongkrong, kumpul komunitas, ter-integrasi dengan Wedangan (warung), Perpustakaan, taman bacaan gratis, namun ter-isolasi dari sinyal hape.
Jadi tidak akan ada ceritanya di kawasan DAKON bisa maen hape. Bisanya makan minum ngobrol sama temennya, atau baca buku.
Rencananya juga terintegrasi sama KUA, karena kawasan ini dilarang untuk pacaran. Harus nikah kalau mau dua-duaan. Nikah di KUA gratis, kalau ngundang ke rumah bayar 600ribu,-
program Branding untuk UKM oleh Wahyu Liz Adaideaja di Pacitan 22 Desember 2016 |
Anak-anak SMA, SMK dan anak kuliahan, kita bekali dengan mentoring bisnis sampai jadi, sehingga lulusannya akan lebih banyak yang berwirausaha.
Saya sendiri akan turun tangan, membimbing adek-adek sekolah agar supaya kreatif namun berguna bagi bangsa dan negara.
Kemudian di tataran UKM, semua UKM Solo harus naik kelas, harus terbang mendunia.
Kota Konveksi
Sebagai walikocak, saya akan mencanangkan Solo sebagai Kota Konveksi, kita dirikan sekolah konveksi terpadu, dengan kurikulum lengkap, dari skill menjahit, sampai fashion designer, hingga menjadi profesional atau enterpreneur bidang fashion.
Kita munculkan konveksi yang punya brand tangguh, brand-nya kuat, bukan sekedar "tukang Jahit" saja.
Solo Kota Santun
Dari anak-anak kita akan biasakan berkehidupan yang santun.
Anak sekolah sekarang kalau minta ijin mau pipis bilangnya:
"Bu, aku mau ke belakang"
Nah ini mesti dikoreksi, kata aku diganti dengan saya.
Kata aku hanya ada di sinetron alay. Tidak boleh ditiru.
Kebiasaan-kebiasaan sepele seperti ini harus diperhatikan.
Birokrasi berbasis biometrik
Perijinan akan berlangsung sangat cepat, hanya dengan menempelkan sidik jari. Dengan teknologi biometrik, dari sidik jari langsung terlacak nomer KTP, SIM, Paspor, maupun identitas lain yang diperlukan untuk perijinan.
Terkoneksi dengan catatan kelakuan baik kepolisian, catatan perjalanan dari dinas imigrasi, dll.
Bahkan nanti di Solo akan muncul moda transportasi hanya dengan memanfaatkan biometrik ini, jadi penumpang tinggal sentuh pake jari, diantar ke tujuan.
Hal ini akan menghemat milyaran untuk pengeluaran kertas, jadi birokrasi nantinya akan paperless.
Itulah beberapa program yang akan saya lakukan ketika nanti menjadi Walikocak Surakarta
Saya Wahyu Liz Adaideaja
Semoga Mengharukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar